Candida albicans
A. Candida albicans
1. Karakteristik
Menurut Dwijoseputro (1978) Jamur Candida albicans termasuk dalam :
- Filum : Eumycopphyta
- Famili : Cryptococcaceae
- Sub Famili : Candidoideae
- Kelas : Deuteuromycetes
- Ordo : Moniliales
- Genus : Candida
- Spesies : Candida albicans
2. Morfologi dan identifikasi jamur Candida albicans
Candida albicans adalah suatu ragi lonjong, bertunas yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. Pada sediaan apus eksudat, Candida tampak sebagai ragi lonjong, bertunas, 4-6 mikrongram positif, berukuran 2-3 yang memanjang menyerupai hifa. Pada agar sabouraud yang dieramkan pada suhu kamar, berbentuk koloni-koloni lunak berwarna coklat dan berbau seperti ragi. Pertumbuhan permukaan terdiri atas sel-sel bertunas lonjong. Pertumbuhan dibawahnya terdiri atas pseudomiselium. Ini terdiri atas pseudohifa yang membentuk blastokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadang klamidokonidia pada ujung-ujungnya. C. albicans memfermentasi glukosa menjadi asam dan menghasilkan gas, memfermentasi sakarosa menjadi asam tanpa menghasilkan gas dan tidak memfermentasi laktosa. Peragian kaarbohidrat dan sifat-sifat koloni dan ragi dapat digunakan sebagai dasar untuk membedakan C.albicans dari spesies Candida lainnya.
Candida albicans lebih sering menyebabkan infeksi yang simptomatik. Spesies Candida lain yang kadang-kadang menyebabkan penyakit meliputi Candida parapsilopsis, Candida tropicalis, dan Torupsilopsis glabrata. Spesies Candida lain yang hidup di tanah dan flora normal tubuh nanusia meliputi Candida pseudotropicalis, Candida krusei, Candida stellatoidea.
Jamur Candida tumbuh baik dalam suasana asam (pH 5,0 - 6,5) yang mengandung glikogen.
Pada tubuh manusia jamur Candida dapat hidup sebagai saprofit di dalam alat pencernaan, alat pernafasan atau dalam vagina orang sehat tanpa menyebabkan suatu kelainan apapun, tatapi pada keadaan tertentu Candida dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis.
3. Kandidiasis
Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut yang disebabkan oleh spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.
Penyakit kandidiasis ini terdapat diseluruh dunia, dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat sebagai saprofit.
4. Patogenitas
Infeksi Candida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen.
Faktor endogen :
a. Perubahan Fisiologis
Kehamilan, karena terjadi perubahan hormonal yaitu meningkatnya produksi estrogen sehingga pH vagina menjadi lebih asam.
Kegemukan, karena banyak keringat.
Debilitas
Latrogenik
Endokrinopati, gangguan gula darah kulit
Penyakit kronik: Tuberkulosis, Lupus eritematosus dengan keadaan umum yang buruk
b. Umur, orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologiknya tidak sempurna
c. Imunologik, penyakit genetik
Faktor eksogen:
a. Iklim, panas dan kelembapan menyebabkan respirasi meningkat.
b. Kebersihan kulit
c. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur.
d. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanostitis (Kuswadji, 1999)
5. Gambaran klinik
a.. Mulut
Infeksi mulut (sariawan), terutama pada bayi, terjadi pada mukosa pipi dan tampak sebagai bercak-bercak putih yang sebagian, kadar glukosa tinggi dan sebagian besar terdiri atas pseudomiselium dan epitel yang terkelupas, dan hanya terdapat erosi minimal pada selaput. Pertumbuhan candida didalam mulut akan lebih subur bila disertai kortikosteroid, antibiotika imunodefisiensi.
b. Genitalia wanita
Vulvovaginitis yang hebat, dan pengeluaran sekret. Hilangnya pH asam merupakan predisposisi timbulnya vulvovaginitis candida
c. Kulit.
Infeksi kulit terutama terjadi pada bagian–bagian tubuh yang basah, hangat, seperti ketiak, lipat paha, skrotum,atau lipatan-lipatan dibawah payudara. Infeksi paling sering terdapat pada orang gemuk dan diabetes. Daerah-daerah itu menjadi merah dan mengeluarkan cairan dan dapat membentuk vesikel.
Infeksi candida pada kulit antara jari-jari tangan paling sering terjadi bila tangan terendam cukup lama dalam air secara berulang kali.
d. Kuku
Rasa nyeri, bengkak, kemerahan pada lipat kuku, yang menyerupai paronikia piogenik, dapat mengakibatkan penebalan dan alur transversal spontan.
e Paru-paru dan organ lain
Infeksi candida dapat menyebabkan invasi sekunder pada paru-paru, ginjal dan organ lain yang sebelumnya telah menderita penyakit lain (misanya tuberkulosis atau kanker). Pada leukemia yang tidak terkendali atau menjalani pembedahan, lesi oleh Candida dapat terjadi pada pecandu narkotika atau orang dengan katup prostetik. Kadang-kadang timbul kandiduria setelah kateterisasi air kemih, tetapi cenderung sembuh menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi dan gatal.
f. Kandidiasis mukokutan menahun
Kelainan ini merupakan tanda defisiensi imunitas seluler pada anak-anak.
6. Tes diagnostik laboratorium
a. Bahan
Bahan terdiri atas usapan dan kerokan permukaaan lesi, dahak, eksudat, dan bahan yang dikeluarkan dari kateter intravena.
b. Pemeriksaan mikroskopis
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 % atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel-sel ragi blastospora atau hifa semu.
c. Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37OC, koloni-koloni khas diperiksa untuk adanya sel-sel dan pseudomiselium yang bertunas.
d. Serologi
Ekstrak karbohidrat Candida memberikan reaksi presipitin yang positif dengan serum pada 50% orang normal dan pada 70% dengan kandidiasis mukokutan.
e. Tes Kulit
Tes Candida pada orang dewasa normal hampir selalu positif. Oleh karena itu tes tersebut digunakan sebagai indikator kompetensi imunitas selular.
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar